Bulan Februari Hanya 28 atau 29 Hari

Dilihat :  kali





Bulan Februari mungkin menjadi bulan yang paling unik karena jumlah hari dalam sebulan bukan 30 atau 31 seperti bulan-bulan lainnya. Bulan Februari berumur 29 hari ketika Tahun Kabisat dan berumur 28 hari jika tidak Tahun Kabisat.

Tahukah Anda alasan kenapa bulan Februari jumlah harinya hanya 28 atau 29 hari?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Jumlah hari dalam bulan Februari yang hanya 28 atau 29 (dalam tahun kabisat) adalah hasil dari berbagai faktor historis, astronomis, dan praktis. 

Berikut adalah alasan kenapa bulan Februari jumlah harinya hanya 28 atau 29 hari, berbeda dari bulan lainnya:

Asal-Usul Kalender Romawi

Kalender Romawi asli, yang disebut Kalender Romawi, awalnya memiliki 10 bulan dengan total 306 hari, yakni:

  1. Martius (Maret): 31 hari
  2. Aprilis (April): 30 hari
  3. Maius (Mei): 31 hari
  4. Junius (Juni): 30 hari
  5. Quintilis (Juli): 31 hari
  6. Sextilis (Agustus): 31 hari
  7. September: 30 hari
  8. October: 31 hari
  9. November: 30 hari
  10. December: 31 hari

Disamping itu pada saat itu juga berlaku penanggalan bulan (lunar system) dimana satu tahun hanya memiliki 354 hari, sehingga terdapat kekurangan waktu dalam penyesuaian dengan tahun matahari (sekitar 365,25 hari).

Pengenalan Bulan-Bulan Tambahan

Untuk menyeimbangkan kalender 10 bulan dengan tahun matahari, Numa Pompilius,  raja legendaris Romawi, menambahkan bulan-bulan tambahan ke dalam sistem kalender, yakni bulan January dan bulan February. Karena jumlah hari di bulan Januari 31 hari maka sisanya 28 atau 29 hari diberikan kepada bulan Februari sebagai bulan terakhir yang ditambahkan.

Pembentukan Tahun Kabisat

Untuk menyeimbangkan tahun kalender yang sudah 12 bulan dengan tahun matahari secara lebih akurat, sistem tahun kabisat mulai diperkenalkan. Dalam sistem ini, tahun kabisat memiliki satu hari ekstra (29 Februari), yang diperkenalkan setiap empat tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk mengkompensasi perbedaan antara tahun kalender (365 hari) dan tahun matahari (sekitar 365,25 hari), sehingga menjaga akurasi dalam penyesuaian waktu. Namun setiap 100 tahun sekali satu hari ekstra dibatalkan menjadi 28 hari dan setiap 400 tahun sekali dikembalikan lagi menjadi 29 hari atau setiap 400 tahun sekali hanya ada 97 tahun kabisat (bukan 100 tahun kabisat).

Tradisi dan Warisan Historis

Meskipun sejarahnya rumit, tradisi ini telah bertahan selama berabad-abad dan terus digunakan dalam kalender Gregorian modern yang digunakan secara luas di seluruh dunia. Pengaturan bulan Februari dengan jumlah hari yang lebih sedikit dan kemungkinan tahun kabisat telah menjadi bagian integral dari sistem waktu kita.

Oleh karena itu, hanya bulan Februari yang memiliki jumlah hari yang berbeda, yaitu 28 atau 29 hari karena sejarah pembentukannya dalam pengembangan kalender dan penyesuaian waktu untuk menyelaraskan tahun kalender dengan tahun matahari.

Demikian beberapa alasan kenapa bulan Februari jumlah harinya hanya 28 atau 29 hari, berbeda dari bulan lainnya.

Masih penasaran?

Semoga Anda sudah tidak penasaran lagi.


Dari berbagai sumber

Latest


EmoticonEmoticon