Listrik Nirkabel

 

Saat ini sedang dilakukan penelitian dan uji coba untuk mentransmisikan energi listrik tanpa kabel atau nirkabel. Dengan menggunakan prinsip medan magnet, maka listrik dapat ditransmisikan secara nirkabel. Namun hingga kini transmisi listrik nirkabel masih terkendala jarak jangkauan dan besarnya tegangan yang ditransmisikan. Listrik tegangan tinggi kemungkinan tidak akan dapat ditransmisikan secara nirkabel. Listrik tegangan tinggi biasanya digunakan untuk mentransmisikan energi listrik dari pembangkit listrik ke pusat-pusat pemakaian energi listrik yang jauh. 

Tahukah Anda alasan kenapa listrik tegangan tinggi tidak dapat (atau setidaknya belum dapat) ditransmisikan secara nirkabel?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Ada beberapa alasan kenapa listrik tegangan tinggi tidak dapat ditransmisikan menggunakan media nirkabel:

Kehilangan Daya yang Besar

Saat listrik dialirkan melalui saluran transmisi, ada hambatan atau resistensi dalam saluran. Hambatan ini menyebabkan sebagian kecil dari energi listrik hilang dalam bentuk panas. Semakin jauh jarak transmisi, semakin besar kehilangan dayanya. Saat listrik ditransmisikan secara nirkabel, kehilangan daya menjadi jauh lebih besar karena ada lebih banyak hambatan dan gangguan.

Gangguan dan Interferensi

Listrik tegangan tinggi memancarkan medan elektromagnetik yang kuat. Medan ini dapat mengganggu sinyal komunikasi nirkabel dan mengganggu kinerja perangkat elektronik. Bahkan, gangguan dari listrik tegangan tinggi bisa merusak perangkat nirkabel itu sendiri.

Keamanan

Listrik tegangan tinggi sangat berbahaya dan dapat menyebabkan cedera atau bahkan kematian jika terjadi kontak langsung. Pada media nirkabel, radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh tegangan tinggi bisa menyebabkan bahaya serupa, bahkan tanpa adanya kontak langsung.

Efisiensi Energi

Listrik tegangan tinggi sangat efisien dalam hal mentransmisikan energi melalui saluran transmisi yang dirancang khusus untuk mengurangi kehilangan daya. Namun, mentransmisikan listrik secara nirkabel akan membutuhkan energi yang lebih banyak dan hasil akhirnya menjadi tidak efisien.

Oleh karena itu, listrik tegangan tinggi biasanya ditransmisikan melalui saluran transmisi yang dirancang khusus dan terisolasi dengan baik, dan bukan melalui media nirkabel.

Demikian alasan kenapa listrik tegangan tinggi mungkin tidak akan pernah bisa ditransmisikan secara nirkabel, meskipun saat ini sedang diujicobakan untuk mentransimisikan litrik melalui media nirkabel.

Penyebab Gempa Bumi

 

Gempa bumi terjadi ketika terjadi pelepasan energi yang disimpan di dalam kerak bumi dan litosfer, lapisan terluar bumi yang terdiri dari kerak benua dan samudera. Energi tersebut dilepaskan dalam bentuk gelombang seismik, yang dapat menyebabkan guncangan pada permukaan bumi.

Tahukah Anda alasan kenapa terjadi gempa bumi?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Ada beberapa penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu:

Gerakan lempeng tektonik

Bumi terdiri dari beberapa lempeng tektonik yang bergerak secara perlahan-lahan. Saat lempeng tektonik saling bergerak atau bertabrakan, tekanan dan gesekan antara kedua lempeng dapat menyebabkan pelepasan energi dalam bentuk gempa bumi.

Aktivitas vulkanik

Aktivitas vulkanik dapat menyebabkan gempa bumi ketika magma dan gas yang terperangkap di dalam gunung berapi bergerak dan menyebabkan pergeseran di sekitar gunung berapi.

Aktivitas manusia

Aktivitas manusia seperti pengeboran minyak dan gas, peledakan tambang, dan pembangunan bendungan dapat menyebabkan perubahan pada tekanan dan struktur di dalam bumi, yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya gempa bumi.

Gempa bumi induk

Ada juga gempa bumi yang disebut gempa bumi induk, yang terjadi di titik-titik tertentu di dalam lempeng tektonik. Gempa bumi ini dapat memicu terjadinya gempa bumi yang lebih besar dan berbahaya di tempat-tempat yang jauh dari pusat gempa bumi induk.

Ketika energi yang disimpan dalam kerak bumi dilepaskan, gelombang seismik yang dihasilkan merambat melalui batuan dan permukaan bumi, menyebabkan guncangan dan getaran yang kita rasakan sebagai gempa bumi.

Kekuatan gempa bumi diukur dengan menggunakan skala Magnitudo yang menggambarkan besarnya energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa dan merupakan hasil pengamatan seismograf. Artinya, semakin besar gempa, maka semakin tinggi pula angka Magnitudo.

Besaran angka Magnitudo dinyatakan dalam bilangan bulat dan pecahan desimal sebagai berikut:

  • Magnitudo 2,5 sampai 5,4 menyebabkan kerusakan ringan,
  • Magnitudo 5,5 sampai 6,0 mengakibatkan kerusakan ringan bangunan
  • Magnitudo 6,1 hingga 6,9 menyebabkan banyak kerusakan di daerah yang sangat padat penduduk
  • Magnitudo 7,0 hingga 7,9 tergolong gempa besar yang mengakibatkan kerusakan serius.
  • Magnitudo 8,0 atau lebih, termasuk gempa besar ini bisa menghancurkan wilayah pusatnya.

Demikian alaasan kenapa terjadi gempa bumi beserta ukuran kekuatan gempa bumi.

Bau Tidak Dapat Ditransmisikan

 


Penciuman atau kemampuan untuk membau merupakan fungsi sensoris yang penting bagi manusia dan hewan. Namun, bau atau aroma tidak dapat ditransmisikan seperti suara atau cahaya karena berbagai alasan.

Tahukah Anda alasan kenapa bau atau aroma tidak dapat ditransmisikan?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Pertama-tama, untuk memahami mengapa bau tidak dapat ditransmisikan, kita perlu memahami bagaimana bau bekerja. Bau adalah hasil dari molekul yang menguap dari bahan tertentu yang disebut aroma. Ketika molekul aroma terhirup oleh hidung, molekul irama tersebut berikatan dengan reseptor di dalam sel-sel yang terletak pada rongga hidung. Reseptor ini kemudian mengirimkan sinyal ke otak, yang diinterpretasikan sebagai bau tertentu.

Alasan mengapa bau tidak dapat ditransmisikan adalah karena aroma tidak dapat bergerak melalui media yang sama seperti suara atau cahaya. Suara dapat ditransmisikan melalui media seperti udara atau air karena getaran gelombang suara dapat merambat melalui media tersebut. Begitu juga cahaya dapat ditransmisikan melalui media seperti udara atau vakum karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat merambat melalui ruang hampa.

Molekul aroma tidak dapat merambat melalui media seperti udara dengan cara yang sama seperti gelombang suara atau cahaya. Molekul aroma cukup besar dan berat, sehingga tidak dapat melambung bebas melalui udara. Sebaliknya, molekul aroma sangat bergantung pada gerakan udara dan 'pengadukan' yang terjadi di sekitarnya agar dapat mencapai hidung kita.

Karena aroma tidak dapat ditransmisikan seperti suara atau cahaya, penciuman tidak dapat ditingkatkan dengan teknologi seperti kabel atau sinyal radio. Namun, kita masih dapat menciptakan berbagai teknologi untuk memperbaiki atau mengubah aroma yang ada, seperti teknologi pengharum ruangan atau teknologi pengemasan makanan yang dapat mempertahankan aroma makanan dalam kemasan.

Jadi, alasan utama kenapa bau atau aroma tidak dapat ditransmisikan adalah karena tidak seperti suara dan cahaya, molekul aroma tidak dapat bergerak melalui media seperti udara. Molekul aroma memerlukan gerakan udara dan 'pengadukan' di sekitarnya agar dapat mencapai hidung kita dan tercium oleh kita.

Demikian alasan kenapa bau atau aroma tidak dapat ditransmisikan melalui udara. Andaikan aroma bau dapat ditransmisikan tentu pada ponsel kita ada volume bau. Semakin diset maksimum maka lawan bicara Anda akan semakin tercium bau mulutnya. Menarik bukan?

Tidak Ada Bulan di Merkurius dan Venus

 



Seperti kita ketahui umumnya planet-planet di sistem Tata Surya kita memiliki satelit alami atau bulan. Bahkan planet Jupiter - planet terbesar di Tata Surya memiliki hingga 79 satelit alami. Planet Merkurius dan Venus termasuk planet yang tidak memiliki satelit alami.

Tahukah Anda alasan kenapa planet Merkurius dan Venus tidak memiliki satelit alami atau bulan?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Berikut beberapa alasan kenapa Merkurius dan Venus tidak memiliki satelit alami:

Jarak dari Matahari

Kedua planet ini berada sangat dekat dengan Matahari. Merkurius adalah planet terdekat dengan Matahari, sementara Venus adalah planet kedua terdekat. Akibatnya, gaya gravitasi Matahari yang kuat mempengaruhi satelit potensial dan mencegahnya menjadi stabil dalam orbit. Satelit yang terlalu dekat dengan Matahari akan terkena gaya pasang surut yang sangat kuat, yang akan mengakibatkan peningkatan energi kinetik dan kecepatan satelit, sehingga satelit tersebut akhirnya terlempar ke luar orbit planet.

Massa Planet

Merkurius dan Venus adalah planet yang relatif kecil, dengan massa yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Bumi dan planet-planet lainnya di Tata Surya. Massa yang kecil berarti gravitasi yang dihasilkan oleh planet tersebut juga lebih lemah, yang berarti sulit untuk menarik satelit alami ke orbit yang stabil.

Tabrakan

Ada kemungkinan bahwa Merkurius dan Venus sebelumnya memiliki satelit alami, namun satelit tersebut mengalami tabrakan dengan planet dan hancur menjadi pecahan. Ketika satelit menabrak planet, energi kinetik dari satelit tersebut akan terlibat dalam proses yang dapat menyebabkan perubahan kecepatan rotasi planet dan perubahan orbitnya.

Proses pembentukan planet

Pembentukan planet yang menghasilkan Merkurius dan Venus mungkin juga berperan sebagai alasan kenapa planet-planet ini tidak memiliki satelit alami. Selama tahap pembentukan planet, ada banyak tumbukan antara objek-objek dalam ruang angkasa. Jika ada tumbukan yang cukup besar antara objek yang akan menjadi planet dengan objek yang akan menjadi satelit, maka objek yang akan menjadi satelit tersebut dapat dihancurkan atau digabung dengan objek yang akan menjadi planet (planet induk). Hal ini mungkin terjadi pada Merkurius dan Venus selama tahap pembentukan planet.

Demikian alasan kenapa Merkurius dan Venus tidak memiliki satelit alami atau bulan. Kalau seandainya manusia bisa tinggal di Venus, pastinya tidak akan pernah melihat gerhana bulan, gerhana matahari, bulan purnama dan bulan mati.

Arah Rambat Tanaman

 


Tidak banyak dari kita memperhatikan arah putaran tanaman yang merambat secara vertikal ke atas. Secara umum tanaman merambat cenderung berlawanan arah jarum jam.

Tahukah Anda alasan kenapa tanaman merambat cenderung berlawanan arah jarum jam?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Tanaman merambat yang tumbuh dengan putaran berlawanan arah jarum jam (counter-clockwise) melakukannya karena respons terhadap arah cahaya matahari.

Tanaman merambat memerlukan media rambat untuk dapat tumbuh merambat ke atas. Ketika tanaman merambat tumbuh dan mencari media rambat, tanaman akan merespons arah cahaya matahari dan akan cenderung tumbuh ke arah yang menawarkan lebih banyak cahaya. Ketika tanaman merambat tumbuh, bagian yang berada di dekat tanah tumbuh lebih lambat, sedangkan bagian yang lebih tinggi tumbuh lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan panjang sel-sel di antara bagian-bagian tersebut, yang menghasilkan kurva yang disebut dengan "gradients" (perbedaan bertahap). Ketika tanaman merambat tumbuh, kurva gradient akan memengaruhi arah pertumbuhannya, sehingga tanaman akan tumbuh dengan putaran berlawanan arah jarum jam.

Secara teknis, putaran rambat tanaman merambat yang berlawanan arah jarum jam disebabkan oleh kombinasi dua faktor:

Pertama, kecenderungan tanaman untuk merespons cahaya dengan tumbuh ke arah yang lebih terang.

Kedua, perbedaan dalam panjang sel-sel di bagian yang berbeda dari tanaman, yang menghasilkan kurva gradient yang menentukan arah tumbuh tanaman.

Dengan demikian, putaran rambat ini adalah suatu bentuk mekanisme yang digunakan tanaman untuk mencari media rambat dan memaksimalkan eksposur terhadap cahaya matahari.

Apakah mungkin arah raabatan tanaman searah jarum jam?

Ya, ada beberapa jenis tanaman merambat yang tumbuh dengan putaran searah jarum jam, meskipun relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman merambat yang tumbuh dengan putaran berlawanan arah jarum jam. Beberapa contoh tanaman merambat yang tumbuh dengan putaran searah jarum jam adalah Glycine max (kedelai), Ipomoea purpurea (bungan liar), dan Convolvulus arvensis (belulang).

Namun, sebagian besar tanaman merambat yang tumbuh dengan putaran searah jarum jam memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan putaran berlawanan arah jarum jam juga. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orientasi putaran rambat pada tanaman merambat ditentukan oleh kompleks protein yang dikenal sebagai fotoreseptor, yang merespons cahaya yang diterima oleh tanaman. Fotoreseptor tersebut dapat berinteraksi dengan arah cahaya dan mengubah arah putaran rambat pada tanaman merambat.

Dalam situasi tertentu, seperti ketika tanaman merambat tumbuh di sekitar objek yang besar atau ketika  berada di bawah media rambat, tanaman mungkin memilih untuk tumbuh dengan putaran searah jarum jam untuk mencari media rambat dan mendapatkan eksposur yang optimal terhadap cahaya matahari.

Demikian alasan kenapa tanaman merambat cenderung berlawanan arah jarum jam, meskipun ada juga yang searah jarum jam.

Air Laut Terasa Asin

 


Seperti kita ketahui bersama bahwa air laut terasa asin. Ada beberapa alasan kenapa air laut terasa asin.

Tahukah Anda alasan kenapa air laut terasa asin?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Air laut terasa asin karena adanya garam dan mineral lainnya yang terlarut di dalamnya. Secara kimia, air laut mengandung sekitar 3,5% garam (berat per volume) atau sekitar 35 gram garam per liter air. Garam yang paling umum di dalam air laut adalah natrium klorida (NaCl), tetapi air laut juga mengandung banyak garam lainnya seperti magnesium klorida (MgCl2), magnesium sulfat (MgSO4), kalsium sulfat (CaSO4), dan kalium klorida (KCl).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan air laut terasa asin:

Proses geologi

Garam dan mineral dalam air laut berasal dari proses geologi, seperti erosi batuan yang mengandung garam dan mineral atau aliran air hujan yang mengangkut garam dan mineral ke laut.

Poses biologis

Organisme laut seperti plankton, ganggang, dan ikan juga mempengaruhi kandungan garam dalam air laut. Ketika organisme ini mati dan terurai di dalam laut, garam dan mineral dari tubuh mereka masuk ke dalam air laut.

Prosedur evaporasi

Air laut mengalami proses evaporasi yang terus berlangsung di permukaan laut. Selama proses ini, air menguap dan meninggalkan garam dan mineral di dalamnya, sehingga semakin banyak air yang menguap, semakin tinggi konsentrasi garam dan mineral di dalam air laut.

Letak geografis

Kandungan garam dan mineral dalam air laut dapat berbeda tergantung pada letak geografisnya. Air laut yang terletak di daerah yang lebih kering dan terpapar sinar matahari langsung cenderung lebih asin karena lebih banyak mengalami proses evaporasi.

Secara umum, air laut terasa asin karena kandungan garam dan mineral yang tinggi di dalamnya. Meskipun air laut terasa asin, namun garam dan mineral lainnya dalam air laut sangat penting bagi organisme laut dan kehidupan di planet ini. Garam juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri makanan, farmasi, dan kimia.

Demikian alasan kenapa air laut terasa asin. semoga Anda tidak penasaran lagi.

Bumi Tidak Bulat Seperti Bola



Bumi tidak benar-benar bulat seperti bola namun sedikit melebar di khatulistiwa. Ada beberapa alasan yang menyebabkan bumi sedikit melebar di khatulistiwa.

Tahukah Anda alasan kenapa Bumi tidak benar-benar bulat seperti bola?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa Bumi tidak benar-benar bulat. Diameter katulistiwa bumi sekitar 12.756 km, sedangkan diameter bumi dari kutub utara dan kutub selatan sekitar 12.714 km. Ada selisih yang relatif kecil yakni sekitar 42 km.

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan Bumi tidak benar-benar bulat seperti bola:

Rotasi Bumi

Bumi berputar pada sumbunya dan mengalami gaya sentrifugal akibat rotasi ini. Gaya sentrifugal ini membuat permukaan bumi terdorong ke luar dan menyebabkan bumi berbentuk sedikit melebar di khatulistiwa.

Gravitasi

Gravitasi Bumi menyebabkan benda di permukaan bumi tertarik ke arah pusat bumi. Gravitasi ini tidak merata di seluruh permukaan bumi karena massa bumi tidak merata di seluruh permukaannya, sehingga permukaan bumi merespon gravitasi ini dengan membentuk lekukan dan menimbulkan perbedaan elevasi antara khatulistiwa dan kutub.

Pergeseran Massa Bumi

Pergeseran massa bumi akibat aktivitas geologis seperti gempa bumi dan erosi juga memengaruhi bentuk bumi. Pergerakan massa bumi ini bisa membuat permukaan bumi menjadi lebih rata atau lebih bergelombang, terutama di dekat khatulistiwa.

Efek Pasang Surut

Gaya pasang surut dari bulan dan matahari juga memengaruhi bentuk bumi, terutama di daerah pantai. Pasang surut bisa membuat permukaan bumi di dekat pantai terlihat bergelombang atau lebih melengkung.

Secara keseluruhan, bentuk bumi yang tidak benar-benar bulat seperti bola merupakan hasil dari interaksi berbagai faktor yang memengaruhi bentuk bumi selama jutaan tahun.

Demikianlah alasan kenapa Bumi tidak benar-benar bulat seperti bola melainkan sedikit melebar di khatulistiwa.

Pluto Bukan Lagi Planet

 


Pluto adalah planet terkecil di tata surya kita. Sejak ditemukan pada tahun 1930, Pluto dianggap sebagai planet kesembilan di tata surya kita. Namun, pada tahun 2006, pengambilan keputusan kontroversial dilakukan oleh International Astronomical Union (IAU) yang menyebabkan Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet.

Tahukah Anda alasan kenapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai Planet?

Penasaran?

Mau tahu alasannya?

Berikut alasannya:

Alasan utama di balik keputusan tersebut adalah bahwa Pluto tidak memenuhi kriteria definisi planet yang diterima secara umum. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet:

Ukuran Pluto

Ukuran Pluto yang kecil menjadi salah satu alasan utama mengapa ia tidak dianggap sebagai planet. Planet-planet di tata surya kita seharusnya memiliki massa yang cukup besar untuk membentuk bentuk bulat akibat gaya gravitasi. Jika objek tersebut memiliki massa yang terlalu kecil, maka tidak cukup kuat untuk membentuk bentuk bulat tersebut. Pluto memiliki ukuran yang terlalu kecil, sehingga tidak cukup besar untuk membentuk bentuk bulat yang diharapkan dari sebuah planet.

Letak Orbit Pluto

Letak orbit Pluto yang tidak teratur juga menjadi alasan mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet. Planet-planet di tata surya kita seharusnya memiliki orbit yang berada pada bidang yang sama dengan orbit planet-planet lain di tata surya. Namun, orbit Pluto condong hingga 17 derajat terhadap bidang orbit planet-planet lain, sehingga tidak memenuhi kriteria planet.

Adanya Benda-Benda yang Sama Seperti Pluto

Adanya benda-benda lain yang mirip dengan Pluto juga menjadi alasan mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan sejumlah benda lain di tata surya yang memiliki ukuran yang mirip dengan Pluto. Benda-benda tersebut juga berada pada orbit yang sama dengan Pluto, sehingga memunculkan pertanyaan apakah semua benda tersebut harus dianggap sebagai planet.

Kriteria Definisi Planet yang Diterima Secara Umum

Pada akhirnya, keputusan mengenai status Pluto sebagai planet didasarkan pada kriteria definisi planet yang diterima secara umum. Pada tahun 2006, International Astronomical Union menetapkan kriteria definisi planet yang baru. Menurut kriteria tersebut, sebuah objek dianggap sebagai planet jika objek tersebut memiliki ukuran yang cukup besar untuk membentuk bentuk bulat akibat gaya gravitasi, berada pada orbit yang berada pada bidang yang sama dengan planet-planet lain, dan juga telah membersihkan orbitnya dari benda-benda lain. Pluto tidak memenuhi kriteria terakhir ini, karena masih ada benda-benda lain yang berada pada orbit yang sama dengannya.

Dalam kesimpulan, alasan utama mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet adalah karena ukurannya yang kecil, letak orbitnya yang tidak teratur, dan adanya benda-benda lain yang sama seperti Pluto. Namun, meskipun Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet, objek ini masih menjadi objek menarik bagi para ilmuwan, dan penelitian terus dilakukan untuk mempelajari sifat dan karakteristiknya. Pengambilan keputusan kontroversial ini menjadi momen penting dalam sejarah astronomi dan menunjukkan bahwa pengertian kita tentang benda langit di tata surya kita terus berkembang seiring dengan penemuan dan pemahaman kita yang semakin mendalam.

Keputusan kontroversial ini juga memicu debat dan kontroversi di kalangan para ilmuwan dan masyarakat umum. Beberapa orang merasa bahwa Pluto harus tetap dianggap sebagai planet karena memiliki ciri-ciri yang sama dengan planet lain di tata surya, sementara yang lain menganggap bahwa kriteria definisi planet yang baru adalah benar dan Pluto seharusnya tidak dianggap sebagai planet.

Namun, perdebatan ini pada akhirnya menjadi kurang relevan ketika kita memahami bahwa definisi planet atau benda langit di tata surya kita terus berkembang seiring dengan penemuan dan pemahaman kita yang semakin mendalam. Mungkin di masa depan, kita akan menemukan benda-benda lain di tata surya yang juga memicu perdebatan mengenai definisi planet.

Dalam kesimpulannya, keputusan mengenai status Pluto sebagai planet atau tidak telah menjadi kontroversial, tetapi penemuan dan pemahaman kita yang semakin berkembang tentang tata surya kita menunjukkan bahwa definisi planet atau benda langit di tata surya kita terus berkembang seiring dengan penemuan dan pemahaman kita yang semakin mendalam.

Demikianlah alasan kenapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai Planet, sehingga total planet dalam sistem tata surya kita menjadi 8 (delapan). Kelak di kemudian hari jika definisi Planet berubah atau ada Planet baru yang ditemukan pada sistem Tata Surya kita (meskipun kecil kemungkinannya) mungkin jumlah planet akan kembali 9 (sembilan) atau bahkan lebih.



Recent Post

Other Post